Berita:
Pesta Narkoba, belasan ABG di Bogor diringkus polisi
Punya sabu 150 gram, Martin dibekuk polisi di Kampung Ambon
Janda muda pengedar sabu di Kemayoran dibekuk polisi
Merdeka.com - Sebanyak 18 remaja tertangkap tangan oleh petugas Polres Bogor Kota, Jawa Barat, saat melakukan pesta narkoba di salah satu rumah di wilayah tersebut.
"Dari 18 remaja yang kita amankan, 13 orang kita lakukan penahanan karena dari hasil tes urine positif, sisanya negatif," kata Kapolres Bogor AKBP Baktiar Ujang Purnama, dalam ekspose di Mapolres Bogor Kota, Jumat. Demikian dikutip dari antara.
Kapolres menuturkan, dari 13 tersangka yang ditahan, dua di antaranya perempuan dan satu orang lainnya diketahui masih berstatus pelajar di salah satu SMP di Kota Bogor.
Dijelaskannya, penangkapan para pemakai dan pengedar narkoba tersebut berlangsung di sejumlah lokasi yang berbeda, di mana dalam penangkapan tersebut petugas juga menemukan barang bukti ganja dan sabu-sabu dengan jumlah kecil karena sudah digunakan dalam pesta narkoba tersebut.
"Kami masih melakukan pengembangan untuk menyelidiki asal barang-barang ini diperoleh," ucap Kapolres.
Adapun para tersangka untuk pesta narkoba sabu-sabu berjumlah enam orang yakni WA (23), RCA (24), JR (33), JI (43) dan dua remaja perempuan HA (18) dan SN (28).
Sementara itu, tersangka pesta narkoba ganja yang berjumlah 12 orang, AI (18), SN (27), IF (17), NI (25), RG (16), AN (20), SN (20), IDA (15), AN (16), EDK (18), RA (16), dan YL (15). Dari 12 orang tersebut, lima dibebaskan karena hasil tes urine negatif.
Kapolres menyebutkan, para remaja yang diamankan tersebut mengonsumsi narkoba secara bersama-sama di sebuah rumah kontrakan di wilayah Cilendek, Kecamatan Bogor Barat dan pesta ganja di rumah Kapung Situ Pere, Keluragan Sukadamai, Kecamatan Tanah Sareal.
Pada penangkapan pesta ganja, yang berlangsung di rumah salah satu remaja SN (20), diduga sedang mengadakan pesta narkoba. Atas dasar informasi tersebut, anggota Satuan Narkoba Polres Bogor Kota di bawah pimpinan Kasat Narkoba AKP Hepi Hanafi melakukan pengecekan.
"Ternyata benar di tempat tersebut terdapat beberapa orang yang sedang berkumpul, dilakukan penggeledahan dan ditemukan barang bukti berisi batang ganja berikut kertas papir milik AA," papar Kapolres.
Barang bukti tersebut, lanjut Kapolres merupakan sisa yang telah digunakan secara bersama-sama.
Sementara itu, pada enam tersangka pengguna sabu, petugas menemukan barang bukti dua kantong plastik sabu-sabu yang disita dari tangan JR dua kantong plastik sabu dari tangan JI, empat bungkus ganja dari HA dan SI serta tiga bungkus ganja dari RCA.
"Seluruhnya kita amankan dan proses penyidikan untuk pemeriksaan lebih lanjut," tukas Kapolres.
Kapolres menyebutkan ke 13 remaja yang tertangkap oleh petugas tengah pesta narkoba tersebut akan dikenakan pasal 114 ayat (1) subsider pasal 112 ayat (1) undang-undang nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika dengan ancaman minimal emat tahun untuk pemakai dan lima tahun untuk pengedar.
AKBP Baktiar menambahkan, para remaja ini menggunakan narkoba dan berpesta narkoba untuk kesenangan dan pergaulan di antara teman kumpulnya.
Menurut salah satu remaja perempuan yang tertangkap petugas, HA mengaku ikut-ikut pesta narkoba karena diajak teman-temannya.
"Cuma ikut-ikutan aja, diajak temen-temen, buat seneng-seneng, taunya ada penangkapan," aku HA.
[ian]
Analisis:
Menurut saya kasus narkoba yang menjerat anak remaja Indonesia sungguh sangat menyedihkan. Seharusnya sekolahan berserta orang tua memberikan pengetahuan betapa bahayanya narkoba untuk tubuh manusia karena efeknya akan terasa adalam jangka waktu yang cukup panjang sehinga daoat mengganggu masa depan dari remaja Indonesiaitu sendiri. Lembaga Anti Narkoba pun seharusnya juga mnegadakan penyuluhan ke setiap sekolah mulai dari SD,SMP,SMA, hingga Universitas agar generasi muda Indonesia bebas dari narkoba. Orang tua pun harus mengontrol pergaulan anaknya agar tidak slaah bergaul sebagai pencegahan rusaknya remaja Indonesia akibat narkoba itu sendiri.
Sumber Berita :
http://www.merdeka.com/jakarta/dua-remaja-cewek-di-bogor-pesta-narkoba-untuk-senang-senang.html
Senin, 09 November 2015
Selasa, 03 November 2015
Pemuda & Sosialisasi
A. Pengertian Pemuda
ialah kita ketahui bahwa pemuda atau generasi muda merupakan konsep-konsep yang selalu dikaitkan dengan masalah nilai. hal ini merupakan pengertian idiologis dan kultural daripada pengertian ini. Di dalam masyarakat pemuda merupakan satu identitas yang potensial sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan bangsanya karma pemuda sebagai harapan bangsa dapat diartikan bahwa siapa yang menguasai pemuda akan menguasai masa depan.
Ada beberapa kedudukan pemuda dalam pertanggungjawabannya atas tatanan masyarakat, antara lain:
a. Kemurnian idealismenya
b. Keberanian dan Keterbukaanya dalam menyerap nilai-nilai dan gagasan-gagasan yang baru
c. Semangat pengabdiannya
d. Sepontanitas dan dinamikanya
e. Inovasi dan kreativitasnya
f. Keinginan untuk segera mewujudkan gagasan-gagasan baru
g. Keteguhan janjinya dan keinginan untuk menampilkan sikap dan keperibadiannya yang mandiri
h. Masih langkanya pengalaman-pengalaman yang dapat merelevansikan pendapat, sikap dan tindakanya dengan kenyataan yang ada.
B. Pengertian Sosialisasi
Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuahkelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu.
C. Internalisasi belajar & sosialisasi
Sosialisasi diartikan sebagai sebuah proses seumur hidup bagaimana seorang individu mempelajari kebiasaan-kebiasaan yang meliputi cara-cara hidup, nilai-nilai, dan norma-norma social yang terdapat dalam masyarakat agar dapat diterima oleh masyarakatnya.
Berdasarkan jenisnya, sosialisasi dibagi menjadi dua: sosialisasi primer (dalam keluarga) dan sosialisasi sekunder (dalam masyarakat). Menurut Goffman kedua proses tersebut berlangsung dalam institusi total, yaitu tempat tinggal dan tempat bekerja. Dalam kedua institusi tersebut, terdapat sejumlah individu dalam situasi yang sama, terpisah dari masyarakat luas dalam jangka waktu kurun tertentu, bersama-sama menjalani hidup yang terkukung, dan diatur secara formal.
>Sosialisai primer
Peter L. Berger dan Luckmann mendefinisikan sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga). Sosialisasi primer berlangsung saat anak berusia 1-5 tahun atau saat anak belum masuk ke sekolah. Anak mulai mengenal anggota keluarga dan lingkungan keluarga. Secara bertahap dia mulai mampu membedakan dirinya dengan orang lain di sekitar keluarganya.
Dalam tahap ini, peran orang-orang yang terdekat dengan anak menjadi sangat penting sebab seorang anak melakukan pola interaksi secara terbatas di dalamnya. Warna kepribadian anak akan sangat ditentukan oleh warna kepribadian dan interaksi yang terjadi antara anak dengan anggota keluarga terdekatnya.
>Sosialisasi sekunder
Sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat. Salah satu bentuknya adalah resosialisasi dan desosialisasi. Dalam proses resosialisasi, seseorang diberi suatu identitas diri yang baru. Sedangkan dalam proses desosialisasi, seseorang mengalami ‘pencabutan’ identitas diri yang lama.
Internalisasi adalah proses norma-norma kemasyarakatan yang tidak berhenti sampai institusionalisasi saja,akan tetapi mungkin norma-norma tersebut sudah mendarah daging dalam jiwa anggota-anggota masyarakat. Norma-norma ini kadang dibedakan antara norma-norma ;
– Norma-norma yang mengatur pribadi yang mencakup norma kepercayaan yang bertujuan agar manusia berhati nurani yang bersih.
– Norma-norma yang mengatur hubungan pribadi, mencakup kaidah kesopanan dan kaidah hukum serta mempunyai tujuan agar manusia bertingkah laku yang baik dalam pergaulan hidup dan bertujuan untuk mencapai kedamaian hidup.
D. Proses sosialisasi
-Tahap persiapan (Preparatory Stage)
Tahap ini dialami sejak manusia dilahirkan, saat seorang anak mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri. Pada tahap ini juga anak-anak mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak sempurna.
Contoh: Kata “makan” yang diajarkan ibu kepada anaknya yang masih balita diucapkan “mam”. Makna kata tersebut juga belum dipahami tepat oleh anak. Lama-kelamaan anak memahami secara tepat makna kata makan tersebut dengan kenyataan yang dialaminya.
-Tahap meniru (Play Stage)
Tahap ini ditandai dengan semakin sempurnanya seorang anak menirukan peran-peran yang dilakukan oleh orang dewasa. Pada tahap ini mulai terbentuk kesadaran tentang anma diri dan siapa nama orang tuanya, kakaknya, dan sebagainya. Anak mulai menyadari tentang apa yang dilakukan seorang ibu dan apa yang diharapkan seorang ibu dari anak. Dengan kata lain, kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain juga mulai terbentuk pada tahap ini. Kesadaran bahwa dunia sosial manusia berisikan banyak orang telah mulai terbentuk. Sebagian dari orang tersebut merupakan orang-orang yang dianggap penting bagi pembentukan dan bertahannya diri, yakni dari mana anak menyerap norma dan nilai. Bagi seorang anak, orang-orang ini disebut orang-orang yang amat berarti (Significant other)
-Tahap siap bertindak (Game Stage)
Peniruan yang dilakukan sudah mulai berkurang dan digantikan oleh peran yang secara langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuannya menempatkan diri pada posisi orang lain pun meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermainsecara bersama-sama. Dia mulai menyadari adanya tuntutan untuk membela keluargadan bekerja sama dengan teman-temannya. Pada tahap ini lawan berinteraksi semakin banyak dan hubunganya semakin kompleks. Individu mulai berhubungan dengan teman-teman sebaya di luar rumah. Peraturan-peraturan yang berlaku di luar keluarganya secara bertahap juga mulai dipahami. Bersamaan dengan itu, anak mulai menyadari bahwa ada norma tertentu yang berlaku di luar keluarganya.
-Tahap penerimaan norma kolektif (Generalized Stage/Generalized other)
Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan dirinya pada posisi masyarakat secara luas. Dengan kata lain, ia dapat bertenggang rasa tidak hanya dengan orang-orang yang berinteraksi dengannya tapi juga dengan masyarakat luas. Manusia dewasa menyadari pentingnya peraturan, kemampuan bekerja sama–bahkan dengan orang lain yang tidak dikenalnya– secara mantap. Manusia dengan perkembangan diri pada tahap ini telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya.
E. Masalah-masalah generasi muda
Saat ini generasi muda khususnya remaja, telah digembleng berbagai disiplin ilmu. Hal itu tak lain adalah persiapan mengemban tugas pembangungan pada masa yang akan datang, masa penyerahan tanggung jawab dari generasi tua ke generasi muda. Sudah banyak generasi muda yang menyadari peranan dan tanggung jawabnya terhadap negara di masa yang akan datang. Tetapi, dibalik semua itu ada sebagian generasi muda yang kurang menyadari tanggung jawabnya sebagai generasi penerus bangsa.
Adapun masalah yang dihadapi remaja masa kini antara lain :
1. Kebutuhan akan figur teladan
Remaja jauh lebih mudah terkesan akan nilai2 luhur yang berlangsung dari keteladanan orang tua mereka daripada hanya sekedar nasihat2 bagus yagn tinggal hanya kata2 indah.
2. Sikap apatis
Sikap apatis meruapakan kecenderungan untuk menolak sesuatu dan pada saat yang b ersamaan tidak mau melibatkan diri di dalamnya. Sikap apatis ini terwujud di dalam ketidakacuhannya akan apa yang terjadi di masyarakatnya.
3. Kecemasan dan kurangnya harga diri
Kata stess atau frustasi semakin umum dipakai kalangan remaja. Banyak kaum muda yang mencoba mengatasi rasa cemasnya dalam bentuk “pelarian” (memburu kenikmatan lewat minuman keras, obat penenang, seks dan lainnya).
4. Ketidakmampuan untuk terlibat
Kecenderungan untuk mengintelektualkan segala sesuatu dan pola pikir ekonomis, membuat para remaja sulit melibatkan diri secara emosional maupun efektif dalam hubungan pribadi dan dalam kehidupan di masyarakat. Persahabatan dinilai dengan untung rugi atau malahan dengan uang.
5. Perasaan tidak berdaya
Perasaan tidak berdaya ini muncul pertama-tama karena teknologi semakin menguasai gaya hidup dan pola berpikir masyarakat modern. Teknologi mau tidak mau menciptakan masyarakat teknokratis yang memaksa kita untuk pertama-tama berpikir tentang keselamatan diri kita di tengah2 masyarakat. Lebih jauh remaja mencari “jalan pintas”, misalnya menggunakan segala cara untuk tidak belajar tetapi mendapat nilai baik atau ijasah.
6. Pemujaan akan pengalaman
sebagian besar tindakan2 negatif anak muda dengan minumam keras, obat2an dan seks pada mulanya berawal dari hanya mencoba-coba. Lingkungan pergaulan anak muda dewasa ini memberikan pandangan yagn keliru tentang pengalaman.
F. Potensi-potensi generasi muda
Potensi-potensi yang terdapat pada generasi muda yang perlu dikembangkan adalah sebagai berikut :
> Idealisme dan Daya Kritis
Secara sosiologis generasi muda belum mapan dalam tatanan yang ada, sehingga ia dapat melihat kekurangan dalam tatanan dan secara wajar mampu mencari gagasan baru. yang
> Dinamika dan Kreativitas
Adanya idealisme pada generasi muda, menyebabkan mereka memiliki potensi kedinamisan dan kreativitas, yakni kemampaun dan kesediaan untuk mengadakan perubahan, pembaharuan,
> Keberanian Mengambil Resiko
Perubahan dan pembaharuan termasuk pembangunan, mengandung resiko dapat meleset, terhambat atau gagal. Namun, mengambil resiko itu diperlukan jika ingin memperoleh kemajuan.
> Optimis dan Kegairahan Semangat Kegagalan tidak menyebabkan generasi muda patah semangat. Optimisme dan kegairahan semangat yang dimiliki generasi muda merupakan daya pendorong untuk mencoba lebih maju lagi.
> Sikap Kemandirian dan Disiplin Murni Generasi muda memiliki keinginan untuk selalu mandiri dalam sikap dan tindakannya.
> Terdidik
Walaupun dengan memperhitungkan faktor putus sekolah, secara menyeluruh baik dalam arti kualitatif maupun dalam arti kuantitatif.
> Keanekaragaman dalam Persatuan dan Kesatuan
Keanekaragaman generasi muda merupakan cermin dari keanekaragaman masyarakat kita. Keanekaragaman tersebut dapat menjadi hambatan jika dihayati secara sempit dan eksklusif.
> Patriotisme dan Nasionalisme
Pemupukan rasa kebanggaan, kecintaan, dan turut serta memiliki bangsa dan negara dikalangan generasi muda perlu digalakkan karena pada gilirannya akan mempertebal semangat pengabdian dan kesiapan mereka untuk membela dan mempertahankan NKRI.
> Kemampuan Penguasaan Ilmu dan Teknologi
Generasi muda dapat berperan secara berdaya guna dalam rangka pengembangan ilmu dan teknologi bila secara fungsional dapat dikembangkan sebagai Transformator dan Dinamisator.
Sumber : https://filzaah.wordpress.com/2013/11/10/pemuda-dan-sosialisasi/
ialah kita ketahui bahwa pemuda atau generasi muda merupakan konsep-konsep yang selalu dikaitkan dengan masalah nilai. hal ini merupakan pengertian idiologis dan kultural daripada pengertian ini. Di dalam masyarakat pemuda merupakan satu identitas yang potensial sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan bangsanya karma pemuda sebagai harapan bangsa dapat diartikan bahwa siapa yang menguasai pemuda akan menguasai masa depan.
Ada beberapa kedudukan pemuda dalam pertanggungjawabannya atas tatanan masyarakat, antara lain:
a. Kemurnian idealismenya
b. Keberanian dan Keterbukaanya dalam menyerap nilai-nilai dan gagasan-gagasan yang baru
c. Semangat pengabdiannya
d. Sepontanitas dan dinamikanya
e. Inovasi dan kreativitasnya
f. Keinginan untuk segera mewujudkan gagasan-gagasan baru
g. Keteguhan janjinya dan keinginan untuk menampilkan sikap dan keperibadiannya yang mandiri
h. Masih langkanya pengalaman-pengalaman yang dapat merelevansikan pendapat, sikap dan tindakanya dengan kenyataan yang ada.
B. Pengertian Sosialisasi
Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuahkelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu.
C. Internalisasi belajar & sosialisasi
Sosialisasi diartikan sebagai sebuah proses seumur hidup bagaimana seorang individu mempelajari kebiasaan-kebiasaan yang meliputi cara-cara hidup, nilai-nilai, dan norma-norma social yang terdapat dalam masyarakat agar dapat diterima oleh masyarakatnya.
Berdasarkan jenisnya, sosialisasi dibagi menjadi dua: sosialisasi primer (dalam keluarga) dan sosialisasi sekunder (dalam masyarakat). Menurut Goffman kedua proses tersebut berlangsung dalam institusi total, yaitu tempat tinggal dan tempat bekerja. Dalam kedua institusi tersebut, terdapat sejumlah individu dalam situasi yang sama, terpisah dari masyarakat luas dalam jangka waktu kurun tertentu, bersama-sama menjalani hidup yang terkukung, dan diatur secara formal.
>Sosialisai primer
Peter L. Berger dan Luckmann mendefinisikan sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga). Sosialisasi primer berlangsung saat anak berusia 1-5 tahun atau saat anak belum masuk ke sekolah. Anak mulai mengenal anggota keluarga dan lingkungan keluarga. Secara bertahap dia mulai mampu membedakan dirinya dengan orang lain di sekitar keluarganya.
Dalam tahap ini, peran orang-orang yang terdekat dengan anak menjadi sangat penting sebab seorang anak melakukan pola interaksi secara terbatas di dalamnya. Warna kepribadian anak akan sangat ditentukan oleh warna kepribadian dan interaksi yang terjadi antara anak dengan anggota keluarga terdekatnya.
>Sosialisasi sekunder
Sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat. Salah satu bentuknya adalah resosialisasi dan desosialisasi. Dalam proses resosialisasi, seseorang diberi suatu identitas diri yang baru. Sedangkan dalam proses desosialisasi, seseorang mengalami ‘pencabutan’ identitas diri yang lama.
Internalisasi adalah proses norma-norma kemasyarakatan yang tidak berhenti sampai institusionalisasi saja,akan tetapi mungkin norma-norma tersebut sudah mendarah daging dalam jiwa anggota-anggota masyarakat. Norma-norma ini kadang dibedakan antara norma-norma ;
– Norma-norma yang mengatur pribadi yang mencakup norma kepercayaan yang bertujuan agar manusia berhati nurani yang bersih.
– Norma-norma yang mengatur hubungan pribadi, mencakup kaidah kesopanan dan kaidah hukum serta mempunyai tujuan agar manusia bertingkah laku yang baik dalam pergaulan hidup dan bertujuan untuk mencapai kedamaian hidup.
D. Proses sosialisasi
-Tahap persiapan (Preparatory Stage)
Tahap ini dialami sejak manusia dilahirkan, saat seorang anak mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri. Pada tahap ini juga anak-anak mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak sempurna.
Contoh: Kata “makan” yang diajarkan ibu kepada anaknya yang masih balita diucapkan “mam”. Makna kata tersebut juga belum dipahami tepat oleh anak. Lama-kelamaan anak memahami secara tepat makna kata makan tersebut dengan kenyataan yang dialaminya.
-Tahap meniru (Play Stage)
Tahap ini ditandai dengan semakin sempurnanya seorang anak menirukan peran-peran yang dilakukan oleh orang dewasa. Pada tahap ini mulai terbentuk kesadaran tentang anma diri dan siapa nama orang tuanya, kakaknya, dan sebagainya. Anak mulai menyadari tentang apa yang dilakukan seorang ibu dan apa yang diharapkan seorang ibu dari anak. Dengan kata lain, kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain juga mulai terbentuk pada tahap ini. Kesadaran bahwa dunia sosial manusia berisikan banyak orang telah mulai terbentuk. Sebagian dari orang tersebut merupakan orang-orang yang dianggap penting bagi pembentukan dan bertahannya diri, yakni dari mana anak menyerap norma dan nilai. Bagi seorang anak, orang-orang ini disebut orang-orang yang amat berarti (Significant other)
-Tahap siap bertindak (Game Stage)
Peniruan yang dilakukan sudah mulai berkurang dan digantikan oleh peran yang secara langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuannya menempatkan diri pada posisi orang lain pun meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermainsecara bersama-sama. Dia mulai menyadari adanya tuntutan untuk membela keluargadan bekerja sama dengan teman-temannya. Pada tahap ini lawan berinteraksi semakin banyak dan hubunganya semakin kompleks. Individu mulai berhubungan dengan teman-teman sebaya di luar rumah. Peraturan-peraturan yang berlaku di luar keluarganya secara bertahap juga mulai dipahami. Bersamaan dengan itu, anak mulai menyadari bahwa ada norma tertentu yang berlaku di luar keluarganya.
-Tahap penerimaan norma kolektif (Generalized Stage/Generalized other)
Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan dirinya pada posisi masyarakat secara luas. Dengan kata lain, ia dapat bertenggang rasa tidak hanya dengan orang-orang yang berinteraksi dengannya tapi juga dengan masyarakat luas. Manusia dewasa menyadari pentingnya peraturan, kemampuan bekerja sama–bahkan dengan orang lain yang tidak dikenalnya– secara mantap. Manusia dengan perkembangan diri pada tahap ini telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya.
E. Masalah-masalah generasi muda
Saat ini generasi muda khususnya remaja, telah digembleng berbagai disiplin ilmu. Hal itu tak lain adalah persiapan mengemban tugas pembangungan pada masa yang akan datang, masa penyerahan tanggung jawab dari generasi tua ke generasi muda. Sudah banyak generasi muda yang menyadari peranan dan tanggung jawabnya terhadap negara di masa yang akan datang. Tetapi, dibalik semua itu ada sebagian generasi muda yang kurang menyadari tanggung jawabnya sebagai generasi penerus bangsa.
Adapun masalah yang dihadapi remaja masa kini antara lain :
1. Kebutuhan akan figur teladan
Remaja jauh lebih mudah terkesan akan nilai2 luhur yang berlangsung dari keteladanan orang tua mereka daripada hanya sekedar nasihat2 bagus yagn tinggal hanya kata2 indah.
2. Sikap apatis
Sikap apatis meruapakan kecenderungan untuk menolak sesuatu dan pada saat yang b ersamaan tidak mau melibatkan diri di dalamnya. Sikap apatis ini terwujud di dalam ketidakacuhannya akan apa yang terjadi di masyarakatnya.
3. Kecemasan dan kurangnya harga diri
Kata stess atau frustasi semakin umum dipakai kalangan remaja. Banyak kaum muda yang mencoba mengatasi rasa cemasnya dalam bentuk “pelarian” (memburu kenikmatan lewat minuman keras, obat penenang, seks dan lainnya).
4. Ketidakmampuan untuk terlibat
Kecenderungan untuk mengintelektualkan segala sesuatu dan pola pikir ekonomis, membuat para remaja sulit melibatkan diri secara emosional maupun efektif dalam hubungan pribadi dan dalam kehidupan di masyarakat. Persahabatan dinilai dengan untung rugi atau malahan dengan uang.
5. Perasaan tidak berdaya
Perasaan tidak berdaya ini muncul pertama-tama karena teknologi semakin menguasai gaya hidup dan pola berpikir masyarakat modern. Teknologi mau tidak mau menciptakan masyarakat teknokratis yang memaksa kita untuk pertama-tama berpikir tentang keselamatan diri kita di tengah2 masyarakat. Lebih jauh remaja mencari “jalan pintas”, misalnya menggunakan segala cara untuk tidak belajar tetapi mendapat nilai baik atau ijasah.
6. Pemujaan akan pengalaman
sebagian besar tindakan2 negatif anak muda dengan minumam keras, obat2an dan seks pada mulanya berawal dari hanya mencoba-coba. Lingkungan pergaulan anak muda dewasa ini memberikan pandangan yagn keliru tentang pengalaman.
F. Potensi-potensi generasi muda
Potensi-potensi yang terdapat pada generasi muda yang perlu dikembangkan adalah sebagai berikut :
> Idealisme dan Daya Kritis
Secara sosiologis generasi muda belum mapan dalam tatanan yang ada, sehingga ia dapat melihat kekurangan dalam tatanan dan secara wajar mampu mencari gagasan baru. yang
> Dinamika dan Kreativitas
Adanya idealisme pada generasi muda, menyebabkan mereka memiliki potensi kedinamisan dan kreativitas, yakni kemampaun dan kesediaan untuk mengadakan perubahan, pembaharuan,
> Keberanian Mengambil Resiko
Perubahan dan pembaharuan termasuk pembangunan, mengandung resiko dapat meleset, terhambat atau gagal. Namun, mengambil resiko itu diperlukan jika ingin memperoleh kemajuan.
> Optimis dan Kegairahan Semangat Kegagalan tidak menyebabkan generasi muda patah semangat. Optimisme dan kegairahan semangat yang dimiliki generasi muda merupakan daya pendorong untuk mencoba lebih maju lagi.
> Sikap Kemandirian dan Disiplin Murni Generasi muda memiliki keinginan untuk selalu mandiri dalam sikap dan tindakannya.
> Terdidik
Walaupun dengan memperhitungkan faktor putus sekolah, secara menyeluruh baik dalam arti kualitatif maupun dalam arti kuantitatif.
> Keanekaragaman dalam Persatuan dan Kesatuan
Keanekaragaman generasi muda merupakan cermin dari keanekaragaman masyarakat kita. Keanekaragaman tersebut dapat menjadi hambatan jika dihayati secara sempit dan eksklusif.
> Patriotisme dan Nasionalisme
Pemupukan rasa kebanggaan, kecintaan, dan turut serta memiliki bangsa dan negara dikalangan generasi muda perlu digalakkan karena pada gilirannya akan mempertebal semangat pengabdian dan kesiapan mereka untuk membela dan mempertahankan NKRI.
> Kemampuan Penguasaan Ilmu dan Teknologi
Generasi muda dapat berperan secara berdaya guna dalam rangka pengembangan ilmu dan teknologi bila secara fungsional dapat dikembangkan sebagai Transformator dan Dinamisator.
Sumber : https://filzaah.wordpress.com/2013/11/10/pemuda-dan-sosialisasi/
Senin, 19 Oktober 2015
Tugas Bahasa Indonesia
1. Apa arti Bahasa Indonesia?
Jawab : Bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu yang dijadikan sebagai bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuanbangsa Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi.
2. Bagaimana tahapan mencapai puncak kecerdasan berbahasa?
Jawab : 1. Sering membaca KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
2. Mendalami ilmu bahasa Indonesia
3. Sering membaca paper,artikel, koran, buku, dll agara membantu mendalami ilmu tentang kata dan kalimat
4. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dikehidupan sehari-hari
3. Buat Paragraf 5-7 kalimat
Jawab : Saya mempunyai seorang sahabat yang bernama Sarah. Kami sudah berteman sejak kami mulai sekolah di SMA. Sarah adalah anak yang pintar dan cerdas. Sarah terlihat lebih seperti laki-laki (tomboy). Sarah sangat menyukai traveliing dan cita-citanya ingin travelling mengelilingi Negara Indonesia. Sekarang dia sudah kuliad disalah satu PTS di Solo dengan Jurusan Farmasi.
4. Buat kalimat menggunakan unsur :
a. Kosakata Ragam Bahasa Lisan
b. Bentuk Kata Bahasa Lisan
c. Struktur Bahasa Lisan
Jawab : a. Rasanya masih terlalu pagi untuk saya , Bu
b. Rino lagi bikin denah untuk pameran nanti
c. Rencana ini sudah saya sampaikan kepada Bapak Direktur
Minggu, 27 September 2015
Individu, Keluarga, dan Masyarakat
Individu, Keluarga, dan Masyarakat
A. Pertumbuhan Individu
1. Pergertian Individu.
Individu merupakan unit terkecil pembentuk masyarakat. Dalam ilmu sosial, individu berarti juga bagian terkecil dari kelompok masyarakat yang tidak dapat dipisah lagi menjadi bagian yang lebih kecil. Sebagai contoh, suatu keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Ayah merupakan individu dalam kelompok sosial tersebut, yang sudah tidak dapat dibagi lagi ke dalam satuan yang lebih kecil. Pada dasarnya, setiap individu memiliki ciri-ciri yang berbeda. Individu yang saling bergabung akan membentuk kelompok atau masyarakat. Individu tersebut akan memiliki karakteristik yang sama dengan kelompok dimana dirinya bergabung.
2. Pengertian Pertumbuhan.
Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan kuantitatif pada materil sesuatu sebagai akibat dari adanya pengaruh lingkungan. Perubahan kuantitatif ini dapat berupa pembesaran atau pertambahan dari tidak ada menjadi tidak ada, dari kecil menjadi besar dari sedikit menjadi banyak, dari sempi t menjadi luas, dan lain-lain.
3. Faktor-faktor Yang Mepengaruhi Pertumbuhan.
Beberapa faktor yang mempegaruhi Pertumbuhan Antara Lain :
· Faktor Biologis.
Semua manusia normal dan sehat pasti memiliki anggota tubuh yang utuh seperti kepala, tangan , kaki dan lainya. Hal ini dapat menjelaskan bahwa beberapa persamaan dalam kepribadian dan perilaku. Namun ada warisan biologis yang bersifat khusus. Artinya, setiap individu tidak semua ada yang memiliki karakteristik fisik yang sama.
· Faktor Geografis.
Setiap lingkungan fisik yang baik akan membawa kebaikan pula pada penghuninya. Sehingga menyebabkan hubungan antar individu bisa berjalan dengan baik dan mencimbulkan kepribadian setiap individu yang baik juga. Namun jika lingkungan fisiknya kurang baik dan tidak adanya hubungan baik dengan individu yang lain, maka akan tercipta suatu keadaan yang tidak baik pula.
· Faktor Kebudayaan Khusus.
Perbedaan kebuadayaan dapat mempengaruhi kepribadian anggotanya. Namun, tidak berarti semua individu yang ada didalam masyarakat yang memiliki kebudayaan yang sama juga memiliki kepribadian yang sama juga.
B. FUNGSI KELUARGA
1. Pengertian Fungsi Keluarga.
Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan- pekerjaan atau tugas-tugas yang harus dilaksanakan di dalam atau oleh keluarga tersebut.Fungsi keluarga menurut Friedman 1998 (dalam Setiawati & Santun, 2008) adalah :
· Fungsi Afektif
Fungsi afektif adalah fungsi internal keluarga sebagai dasar kekuatan keluarga. Didalamnya terkait dengan saling mengasihi, saling mendukung dan saling menghargai antar anggota kelurga.
· Fungsi Sosialisasi
Fungsi sosialisasi adalah fungsi yang mengembangkan proses interaksi dalam keluarga. Sosialisasi dimulai sejak lahir dan keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi.
· Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi adalah fungsi keluarga untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia.
· Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarganya yaitu : sandang, pangan dan papan.
· Fungsi Perawatan Kesehatan
Fungsi perawatan kesehatan adalah fungsi keluarga untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan dan merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan.
2. Macam-macam Fungsi Keluarga :
· Fungsi Pendidikan
Orangtua sebagai anggota keluarga berfungsi untuk mendidik anak-anak, dengan menyekolahkan mereka sampai ke jenjang yang tinggi. Selain pendidikan formal, keluarga juga bisa memberikan didikan informal diluar sekolah.Hal ini dilakukan Agar kelak mereka bisa menjadi anak-anak yang berguna bagi keluarganya sendiri maupun bangsa dan Negara.
· Fungsi Religius
Keluarga juga berfungsi memperkenalkan agama atau keyakinan kepada ana-anak sejak mereka masih kecil.
Orangtua wajib menanamkan nilai-nilai agama kepada anak-anak mereka untuk bekal kehidupan setelah di dunia ini. Karena harus kita ingat bahwa tidak selamanya manusia hidup di dunia.
· Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi ini harus dijalankan oleh kepala keluarga. Ayah sebagai kepala keluarga wajib untuk bekerja mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan rumah tangga. Namun, di zaman emansipasi wanita sekarang ini tidak jarang kita lihat ada ibu-ibu yang turut membantu memenuhi kebutuhan keluarga dengan bekerja sebagai wanita karier.
C. Individu, Keluarga, dan Masyarakat
1. Pengertian Keluarga.
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
2. Pengertian Masyarakat.
Masyarakat merupakan salah satu satuan sosial sistem sosial, atau kesatuan hidup manusia. Istilah inggrisnya adalah society, sedangkan masyarakat itu sendiri berasal dari bahasa Arab Syakara yang berarti ikut serta atau partisipasi, kata Arab masyarakat berarti saling bergaul yang istilah ilmiahnya berinteraksi.
3. 2 Golongan Masyarakat
· Masyarakat Sederhana.
Dalam lingkungan masyarakat sederhana (primitive) pola pembagian kerja cenderung dibedakan menurut jenis kelamin. Pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin, nampaknya berpangkal tolak dari latar belakang adanya kelemahan dan kemampuan fisik antara seorang wanita dan pria dalam menghadapi tantangan-tantangan alam.
· Masyarakat Maju.
Masyarakat maju memiliki aneka ragam kelomok sosial, atau lebih dikenal dengan sebuatan kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan dicapai.
4. Perbedaan Antara Masyarakat Non-industri dan Masyarakat Industri.
· Masyarakat non Industri.
Secara garis besar, kelompok nasional atau organisasi kemasyarakatan non industri dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu kelompok primer (primary group) dan kelompok sekunder (secondary group).
- Kelompok Primer
Dalam kelompok primer, interaksi antar anggota terjalin lebih intensif, lebih erat, lebih akrab. Kelompok primer ini disebut juga kelompok ”face to face group”, sebab para anggota kelompok sering berdialog, bertatap muka, karena itu saling mengenal lebih dekat, lebih akrab.Sifat interaksidalam kelompok-kelompok primer bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati.
Pembagian kerja atau pembagian tugas pada kelompok, yaitu menerima serta menjalankan tugas idak secara paksa, lebih dititik beratkan pada kesadaran, tanggung jawab para anggota dan berlangsung atas dasar rasa simpati dan secara sukarela. Contoh-contoh kelompok primer, antara lain : keluarga, rukun tetangga, kelompok belajar, kelompok agama, dan lain sebagainya.
- Kelompok sekunder
Antara anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tak langsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan.Oleh karena itu, sifat interaksi, pembagian kerja antar anggota kelompok di atur atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasional. Obyektif.Para anggota menerima pembagian kerja/tugas atas dasar kemampuan : keahlian tertentu, disamping dituntut dedikasi.
Hal-hal semacam itu diperlukan untuk mencapai target dan tujuan tertentu yang telah dif lot dalam program-program yang telah disepakati. Contoh-contoh kelompok sekunder, misalnya : partai politik, perhimpunan serikat kerja/serikat buruh, organisasi profesi dan sebagainya.
· Masyarakat Industri
Jika pembagian kerja bertambah kompleks, suatu tanda bahwa kapasitas masyarakat semakin tinggi. Solidaritas didasarkan pada hubungan saling ketergantungan antara kelompok-kelompok masyarakat yang telah mengenal pengkhususan. Otonomi sejenis, juga menjadi ciri dari bagian atau kelompok-kelompok masyarakat industri. Otonomi sejenis dapat diartikan dengan kepandaian/keahlian khusus yang dimiliki seseorang secara mandiri, sampai pada batas-batas tertentu.
D. Hubungan antara Individu, Keluarga, dan Masyarakat
Aspek individu, kelompok, masyarakat adalah aspek-aspek sosial yang tidak bisa dipisahkan. Ketiganya mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Jika tidak ada individu maka tidak ada kelompok, jika tidak ada kelompok tidak akan ada keluarga, jika tidak ada keluarga tidak akan masyarakat. Sementara di pihak lain untuk mengembangkan eksistensinya sebagai manusia, maka individu membutuhkan keluarga dan masyarakat, yaitu media di mana individu dapat mengekspresikan aspek sosialnya.
E. Urbanisasi
1. Pengertian Urbanisasi
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi adalah masalah yang cukup serius bagi kita semua. Persebaran penduduk yang tidak merata antara desa dengan kota akan menimbulkan berbagai permasalahan kehidupan sosial kemasyarakatan. Jumlah peningkatan penduduk kota yang signifikan tanpa didukung dan diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan, fasilitas umum, aparat penegak hukum, perumahan, penyediaan pangan, dan lain sebagainya tentu adalah suatu masalah yang harus segera dicarikan jalan keluarnya.
Berbeda dengan perspektif ilmu kependudukan, definisi urbanisasi berarti persentase penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Perpindahan manusia dari desa ke kota hanya salah satu penyebab urbanisasi. Perpindahan itu sendiri dikategorikan 2 macam, yakni migrasi penduduk dan mobilitas penduduk. Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota yang bertujuan untuk tinggal menetap di kota, sedangkan Mobilitas Penduduk berarti perpindahan penduduk yang hanya bersifat sementara saja atau tidak menetap.
Untuk mendapatkan suatu niat untuk hijrah atau pergi ke kota dari desa, seseorang biasanya harus mendapatkan pengaruh yang kuat dalam bentuk ajakan, informasi media massa, impian pribadi, terdesak kebutuhan ekonomi, dan lain sebagainya.
Pengaruh-pengaruh tersebut bisa dalam bentuk sesuatu yang mendorong, memaksa atau faktor pendorong seseorang untuk urbanisasi, maupun dalam bentuk yang menarik perhatian atau faktor penarik. Di bawah ini adalah beberapa atau sebagian contoh yang pada dasarnya dapat menggerakkan seseorang untuk melakukan urbanisasi perpindahan dari pedesaaan ke perkotaan.
2. Proses Terjadinya Urbanisasi
Proses Terjadinya Urbanisasi di karenakan faktor urbanisasi, antara lain faktor – faktor urbanisai di bagi menjadi 3 yakni :
A. Faktor Penarik Terjadinya Urbanisasi
· Kehidupan kota yang lebih modern
· Sarana dan prasarana kota lebih lengkap
· Banyak lapangan pekerjaan di kota
· Pendidikan sekolah dan perguruan tinggi lebih baik dan berkualitas
B. Faktor Pendorong Terjadinya Urbanisasi
· Lahan pertanian semakin sempit
· Merasa tidak cocok dengan budaya tempat asalnya
· Menganggur karena tidak banyak lapangan pekerjaan di desa
· Terbatasnya sarana dan prasarana di desa
· Diusir dari desa asal
· Memiliki impian kuat menjadi orang kaya
C. Keuntungan Urbanisasi
· Memoderenisasikan warga desa
· Menambah pengetahuan warga desa
· Menjalin kerja sama yang baik antarwarga suatu daerah
· Mengimbangi masyarakat kota dengan masyarakat desa
Sumber :
https://faisaladamsyah.wordpress.com/2013/10/28/individu-keluarga-dan-masyarakat/
https://id.wikipedia.org/wiki/Urbanisasi
http://ajinovyanw.blogspot.co.id/2011/10/urbanisasi-dan-proses-terjadinya.html
A. Pertumbuhan Individu
1. Pergertian Individu.
Individu merupakan unit terkecil pembentuk masyarakat. Dalam ilmu sosial, individu berarti juga bagian terkecil dari kelompok masyarakat yang tidak dapat dipisah lagi menjadi bagian yang lebih kecil. Sebagai contoh, suatu keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Ayah merupakan individu dalam kelompok sosial tersebut, yang sudah tidak dapat dibagi lagi ke dalam satuan yang lebih kecil. Pada dasarnya, setiap individu memiliki ciri-ciri yang berbeda. Individu yang saling bergabung akan membentuk kelompok atau masyarakat. Individu tersebut akan memiliki karakteristik yang sama dengan kelompok dimana dirinya bergabung.
2. Pengertian Pertumbuhan.
Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan kuantitatif pada materil sesuatu sebagai akibat dari adanya pengaruh lingkungan. Perubahan kuantitatif ini dapat berupa pembesaran atau pertambahan dari tidak ada menjadi tidak ada, dari kecil menjadi besar dari sedikit menjadi banyak, dari sempi t menjadi luas, dan lain-lain.
3. Faktor-faktor Yang Mepengaruhi Pertumbuhan.
Beberapa faktor yang mempegaruhi Pertumbuhan Antara Lain :
· Faktor Biologis.
Semua manusia normal dan sehat pasti memiliki anggota tubuh yang utuh seperti kepala, tangan , kaki dan lainya. Hal ini dapat menjelaskan bahwa beberapa persamaan dalam kepribadian dan perilaku. Namun ada warisan biologis yang bersifat khusus. Artinya, setiap individu tidak semua ada yang memiliki karakteristik fisik yang sama.
· Faktor Geografis.
Setiap lingkungan fisik yang baik akan membawa kebaikan pula pada penghuninya. Sehingga menyebabkan hubungan antar individu bisa berjalan dengan baik dan mencimbulkan kepribadian setiap individu yang baik juga. Namun jika lingkungan fisiknya kurang baik dan tidak adanya hubungan baik dengan individu yang lain, maka akan tercipta suatu keadaan yang tidak baik pula.
· Faktor Kebudayaan Khusus.
Perbedaan kebuadayaan dapat mempengaruhi kepribadian anggotanya. Namun, tidak berarti semua individu yang ada didalam masyarakat yang memiliki kebudayaan yang sama juga memiliki kepribadian yang sama juga.
B. FUNGSI KELUARGA
1. Pengertian Fungsi Keluarga.
Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan- pekerjaan atau tugas-tugas yang harus dilaksanakan di dalam atau oleh keluarga tersebut.Fungsi keluarga menurut Friedman 1998 (dalam Setiawati & Santun, 2008) adalah :
· Fungsi Afektif
Fungsi afektif adalah fungsi internal keluarga sebagai dasar kekuatan keluarga. Didalamnya terkait dengan saling mengasihi, saling mendukung dan saling menghargai antar anggota kelurga.
· Fungsi Sosialisasi
Fungsi sosialisasi adalah fungsi yang mengembangkan proses interaksi dalam keluarga. Sosialisasi dimulai sejak lahir dan keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi.
· Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi adalah fungsi keluarga untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia.
· Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarganya yaitu : sandang, pangan dan papan.
· Fungsi Perawatan Kesehatan
Fungsi perawatan kesehatan adalah fungsi keluarga untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan dan merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan.
2. Macam-macam Fungsi Keluarga :
· Fungsi Pendidikan
Orangtua sebagai anggota keluarga berfungsi untuk mendidik anak-anak, dengan menyekolahkan mereka sampai ke jenjang yang tinggi. Selain pendidikan formal, keluarga juga bisa memberikan didikan informal diluar sekolah.Hal ini dilakukan Agar kelak mereka bisa menjadi anak-anak yang berguna bagi keluarganya sendiri maupun bangsa dan Negara.
· Fungsi Religius
Keluarga juga berfungsi memperkenalkan agama atau keyakinan kepada ana-anak sejak mereka masih kecil.
Orangtua wajib menanamkan nilai-nilai agama kepada anak-anak mereka untuk bekal kehidupan setelah di dunia ini. Karena harus kita ingat bahwa tidak selamanya manusia hidup di dunia.
· Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi ini harus dijalankan oleh kepala keluarga. Ayah sebagai kepala keluarga wajib untuk bekerja mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan rumah tangga. Namun, di zaman emansipasi wanita sekarang ini tidak jarang kita lihat ada ibu-ibu yang turut membantu memenuhi kebutuhan keluarga dengan bekerja sebagai wanita karier.
C. Individu, Keluarga, dan Masyarakat
1. Pengertian Keluarga.
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
2. Pengertian Masyarakat.
Masyarakat merupakan salah satu satuan sosial sistem sosial, atau kesatuan hidup manusia. Istilah inggrisnya adalah society, sedangkan masyarakat itu sendiri berasal dari bahasa Arab Syakara yang berarti ikut serta atau partisipasi, kata Arab masyarakat berarti saling bergaul yang istilah ilmiahnya berinteraksi.
3. 2 Golongan Masyarakat
· Masyarakat Sederhana.
Dalam lingkungan masyarakat sederhana (primitive) pola pembagian kerja cenderung dibedakan menurut jenis kelamin. Pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin, nampaknya berpangkal tolak dari latar belakang adanya kelemahan dan kemampuan fisik antara seorang wanita dan pria dalam menghadapi tantangan-tantangan alam.
· Masyarakat Maju.
Masyarakat maju memiliki aneka ragam kelomok sosial, atau lebih dikenal dengan sebuatan kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan dicapai.
4. Perbedaan Antara Masyarakat Non-industri dan Masyarakat Industri.
· Masyarakat non Industri.
Secara garis besar, kelompok nasional atau organisasi kemasyarakatan non industri dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu kelompok primer (primary group) dan kelompok sekunder (secondary group).
- Kelompok Primer
Dalam kelompok primer, interaksi antar anggota terjalin lebih intensif, lebih erat, lebih akrab. Kelompok primer ini disebut juga kelompok ”face to face group”, sebab para anggota kelompok sering berdialog, bertatap muka, karena itu saling mengenal lebih dekat, lebih akrab.Sifat interaksidalam kelompok-kelompok primer bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati.
Pembagian kerja atau pembagian tugas pada kelompok, yaitu menerima serta menjalankan tugas idak secara paksa, lebih dititik beratkan pada kesadaran, tanggung jawab para anggota dan berlangsung atas dasar rasa simpati dan secara sukarela. Contoh-contoh kelompok primer, antara lain : keluarga, rukun tetangga, kelompok belajar, kelompok agama, dan lain sebagainya.
- Kelompok sekunder
Antara anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tak langsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan.Oleh karena itu, sifat interaksi, pembagian kerja antar anggota kelompok di atur atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasional. Obyektif.Para anggota menerima pembagian kerja/tugas atas dasar kemampuan : keahlian tertentu, disamping dituntut dedikasi.
Hal-hal semacam itu diperlukan untuk mencapai target dan tujuan tertentu yang telah dif lot dalam program-program yang telah disepakati. Contoh-contoh kelompok sekunder, misalnya : partai politik, perhimpunan serikat kerja/serikat buruh, organisasi profesi dan sebagainya.
· Masyarakat Industri
Jika pembagian kerja bertambah kompleks, suatu tanda bahwa kapasitas masyarakat semakin tinggi. Solidaritas didasarkan pada hubungan saling ketergantungan antara kelompok-kelompok masyarakat yang telah mengenal pengkhususan. Otonomi sejenis, juga menjadi ciri dari bagian atau kelompok-kelompok masyarakat industri. Otonomi sejenis dapat diartikan dengan kepandaian/keahlian khusus yang dimiliki seseorang secara mandiri, sampai pada batas-batas tertentu.
D. Hubungan antara Individu, Keluarga, dan Masyarakat
Aspek individu, kelompok, masyarakat adalah aspek-aspek sosial yang tidak bisa dipisahkan. Ketiganya mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Jika tidak ada individu maka tidak ada kelompok, jika tidak ada kelompok tidak akan ada keluarga, jika tidak ada keluarga tidak akan masyarakat. Sementara di pihak lain untuk mengembangkan eksistensinya sebagai manusia, maka individu membutuhkan keluarga dan masyarakat, yaitu media di mana individu dapat mengekspresikan aspek sosialnya.
E. Urbanisasi
1. Pengertian Urbanisasi
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi adalah masalah yang cukup serius bagi kita semua. Persebaran penduduk yang tidak merata antara desa dengan kota akan menimbulkan berbagai permasalahan kehidupan sosial kemasyarakatan. Jumlah peningkatan penduduk kota yang signifikan tanpa didukung dan diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan, fasilitas umum, aparat penegak hukum, perumahan, penyediaan pangan, dan lain sebagainya tentu adalah suatu masalah yang harus segera dicarikan jalan keluarnya.
Berbeda dengan perspektif ilmu kependudukan, definisi urbanisasi berarti persentase penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Perpindahan manusia dari desa ke kota hanya salah satu penyebab urbanisasi. Perpindahan itu sendiri dikategorikan 2 macam, yakni migrasi penduduk dan mobilitas penduduk. Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota yang bertujuan untuk tinggal menetap di kota, sedangkan Mobilitas Penduduk berarti perpindahan penduduk yang hanya bersifat sementara saja atau tidak menetap.
Untuk mendapatkan suatu niat untuk hijrah atau pergi ke kota dari desa, seseorang biasanya harus mendapatkan pengaruh yang kuat dalam bentuk ajakan, informasi media massa, impian pribadi, terdesak kebutuhan ekonomi, dan lain sebagainya.
Pengaruh-pengaruh tersebut bisa dalam bentuk sesuatu yang mendorong, memaksa atau faktor pendorong seseorang untuk urbanisasi, maupun dalam bentuk yang menarik perhatian atau faktor penarik. Di bawah ini adalah beberapa atau sebagian contoh yang pada dasarnya dapat menggerakkan seseorang untuk melakukan urbanisasi perpindahan dari pedesaaan ke perkotaan.
2. Proses Terjadinya Urbanisasi
Proses Terjadinya Urbanisasi di karenakan faktor urbanisasi, antara lain faktor – faktor urbanisai di bagi menjadi 3 yakni :
A. Faktor Penarik Terjadinya Urbanisasi
· Kehidupan kota yang lebih modern
· Sarana dan prasarana kota lebih lengkap
· Banyak lapangan pekerjaan di kota
· Pendidikan sekolah dan perguruan tinggi lebih baik dan berkualitas
B. Faktor Pendorong Terjadinya Urbanisasi
· Lahan pertanian semakin sempit
· Merasa tidak cocok dengan budaya tempat asalnya
· Menganggur karena tidak banyak lapangan pekerjaan di desa
· Terbatasnya sarana dan prasarana di desa
· Diusir dari desa asal
· Memiliki impian kuat menjadi orang kaya
C. Keuntungan Urbanisasi
· Memoderenisasikan warga desa
· Menambah pengetahuan warga desa
· Menjalin kerja sama yang baik antarwarga suatu daerah
· Mengimbangi masyarakat kota dengan masyarakat desa
Sumber :
https://faisaladamsyah.wordpress.com/2013/10/28/individu-keluarga-dan-masyarakat/
https://id.wikipedia.org/wiki/Urbanisasi
http://ajinovyanw.blogspot.co.id/2011/10/urbanisasi-dan-proses-terjadinya.html
Penduduk, Masyarakat, dan Kebudayaan
Penduduk, Masyarakat, dan Kebudayaan
A.
Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah
individu dalam sebuah populasi menggunakan "per waktu unit" untuk
pengukuran. Sebutan pertumbuhan penduduk merujuk pada semua spesies, tapi
selalu mengarah pada manusia, dan sering digunakan secara informal untuk
sebutan demografi nilai pertumbuhan penduduk, dan digunakan untuk
merujuk pada pertumbuhan penduduk dunia.
1.
Perkembangan Penduduk Dunia
Pertumbuhan penduduk
dunia sangat dipengaruhi oleh perkembangan peradaban manusia dalam berinteraksi
dengan alam sekitarnya. Seiring dengan meningkatnya ilmu pengetahuan dan
perkembangan teknologi manusia dalam mengolah sumber daya alam maka taraf
kehidupan manusia semakin baik sehingga hal ini sangat memengaruhi terhadap
penurunan angka kematian penduduk. Pertumbuhan Penduduk dunia menurut Thompson
dan Lewis meliputi 5 periode, sebagai berikut.
·
Periode Tahun 1650 - 1800
Periode ini ditandai dengan
berkembangnya teknik pertanian baru dan berdirinya pabrik-pabrik yang disertai
sarana transportasi yang cukup sehingga kondisi tersebut memengaruhi terhadap
pertumbuhan penduduk, terutama negara-negara Barat. Saat itu pertumbuhan
penduduk diperkiraan 0,4 %per tahun dengan jumlah penduduk kurang lebih 900
juta jiwa.
·
Periode Tahun 1800-1850
Periode ini ditandai dengan
meningkatnya laju pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi terutama di
negara-negara Eropa. Di mana dalam kurun waktu 50 tahun pertumbuhan penduduk
kurang lebih 33,3%. Keadaan tersebut terjadi karena stabilnya kondisi politik
sehingga mendorong pula terhadap ketahanan penyediaan pangan. Selain itu
meningkatnya kesadaran terhadap kesehatan lingkungan juga berpengaruh terhadap
pertumbuhan penduduk.
·
Periode Tahun 1850-1900
Kemajuan teknologi pada periode ini
semakin mendorong peningkatan produktivitas manusia. Pada saat itu tingkat
fertilitas di negara-negara barat menurun karena sudah mulai sadar bahwa
pertumbuhan penduduk dapat dikendalikan melalui usaha penurunan tingkat kelahiran.
·
Periode Tahun 1900-1930
Pada periode ini
terjadi Perang Dunia I yang memberi pengaruh besar terhadap pertumbuhan
penduduk dunia. Secara garis besar terjadi tiga perkembangan penduduk, yaitu
sebagai berikut.
a.
Negara-negara Eropa Barat dan Amerika Serikat mampu mengendalikan
pertumbuhan penduduk dengan baik.
b.
Negara-negara Eropa Timur, Afrika Utara, Amerika Latin serta
Jepang, usaha penurunan angka kelahiran belum berhasil.
c.
Negara-negara berkembang (negara-negara selain yang telah
disebutkan di atas) mengalami kelahiran dan kematian yang cukup tinggi.
·
Periode Tahun 1930 – Sekarang
Merupakan periode peledakan penduduk
terutama pasca Perang Dunia II. Berkembangnya teknologi modern serta
meningkatnya pelayanan kesehatan menyebabkan meningkatnya kualitas hidup. Pada
periode ini penduduk dunia mencapai 4 milyar (dekade 1990-an) dan 6 milyar
(dekade 2000). Namun, hanya 1 milyar lebih yang hidup di negara mapan atau
maju.
Tabel Pertumbuhan
Penduduk

2.
Penggandaan Penduduk Dunia
Berdasarkan table diatas diketahui bahwa
pertumbuhan penduduk semakin cepat. Begitu pun dengan penggandaan penduduk yang
jangka waktunya makin singkat. Cepatnya pertambahan penduduk tersebut dapat
dilihat pada table berikut:
Tahun
|
Jumlah Penduduk
|
Perkembangan per tahun
|
1830
|
1 Milyard
|
–
|
1930
|
2 Milyard
|
1 %
|
1960
|
3 Milyard
|
1,7 %
|
1975
|
4 Milyard
|
2,2 %
|
1987
|
5 Milyard
|
2 %
|
1996
|
6 Milyard
|
2 %
|
2006
|
7 Milyard
|
2 %
|
Dari tabel diatas, dapat diambil bahwa dari tahun 1830-1930 pada
kurun waktu 100 tahun mengalami penggandaan penduduk, sedangkan dari tahun
1930-1975 pada kurun waktu hanya 45 tahun telah mengalami penggandaan. Ini
menunjukkan bahwa penggandaan semakin cepat berlangsung
3.
Faktor-faktor Demografi yang
Mempengaruhi Pertumbuhan Penduduk
Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan penduduk, yaitu:
a) Kematian
Kematian adalah hilangnya tanda-tanda kehidupan manusia secara permanen. Kematian bersifat mengurangi jumlah penduduk dan untuk menghitung besarnya angka kematian caranya hampir sama dengan perhitungan angka kelahiran. Banyaknya kematian sangat dipengaruhi oleh faktor pendukung kematian dan faktor penghambat kematian .
Kematian adalah hilangnya tanda-tanda kehidupan manusia secara permanen. Kematian bersifat mengurangi jumlah penduduk dan untuk menghitung besarnya angka kematian caranya hampir sama dengan perhitungan angka kelahiran. Banyaknya kematian sangat dipengaruhi oleh faktor pendukung kematian dan faktor penghambat kematian .
b) Kelahiran
Kelahiran bersifat menambah jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang menghambat kelahiran dan yang mendukung kelahiran.
Kelahiran bersifat menambah jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang menghambat kelahiran dan yang mendukung kelahiran.
c) Imigrasi apabila setiap penduduk pindah ke kota
dan mereka menjadikan ktp menjadi dua maka akan sulit apabila di data tidak
akan terpenuhi akan sulit mendata penduduk dengan data pasti.
4.
Rumus Tingkat Kematian Kasar
CDR = D/P x K
Ket :
CDR = Crude Death Rate (Angka Kematian Kasar).
D = Jumlah kematian (death) pada tahun tertentu
P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun tertentu
K = Bilangan konstan 1000
CDR = Crude Death Rate (Angka Kematian Kasar).
D = Jumlah kematian (death) pada tahun tertentu
P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun tertentu
K = Bilangan konstan 1000
5.
Rumus Tingkat Kematian Khusus
ASDRx = Dx/Px x K
Ket :
ASDRx = Angka Kematian khusus umur tertentu (x)
Dx = Jumlah Kematian pada umur tertentu selama satu tahun
Px = Jumlah Penduduk pada umur tertentu
K = Bilangan konstan 1000
ASDRx = Angka Kematian khusus umur tertentu (x)
Dx = Jumlah Kematian pada umur tertentu selama satu tahun
Px = Jumlah Penduduk pada umur tertentu
K = Bilangan konstan 1000
6.
Angka Kelahiran
Angka kelahiran adalah
angka yang menunjukkan bayi yang lahir dari setiap 1000 penduduk per tahun.
Angka kelahiran bayi dapat dibagi menjadi tiga kriteria, yaitu:
- Angka kelahiran dikatakan tinggi jika angka
kelahiran > 30 per tahun.
- Angka kelahiran dikatakan sedang jika angka
kelahiran 20-30 per tahun.
- Angka kelahiran dikatakan rendah jika
angka kelahiran < 20 per tahun.
7.
Migrasi
perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melewati
batas administratif (migrasi internal) atau batas politik/negara (migrasi
internasional). Dengan kata lain, migrasi diartikan sebagai perpindahan yang
relatif permanen dari suatu daerah (negara) ke daerah (negara) lain. Arus
migrasi ini berlangsung sebagai tanggapan terhadap adanya perbedaan pendapatan
antara kota dan desa. Namun, pendapatan yang dimaksud bukanlah pendapatan
aktual, melainkan penghasilah yang diharapkan (expected income).
Kerangka Skematik ini merupakan aplikasi dari model dekskripsi Todaro mengenai
migrasi. Premis dasar yang dianut dalam model ini adalah bahwa para migran
mempertimbangkan dan membandingkan pasar-pasar tenaga kerja yang tersedia bagi mereka disektor pedesaan dan perkotaan, serta memilih
salah satunya yang dapat memaksimumkan keuntungan yang diharapkan. Besar
kecilnya keuntungan yang mereka harapkan diukur berdasarkan besar kecilnya
selisih antara pendapatan riil dari pekerjaan dikota dan didesa, angka tersebut
merupakan implementasinya terhadap peluang migran untuk mendapatkan pekerjaan
dikota.
8.
Macam-Macam Mirasi
Migrasi Internasional
dibagi menjadi tiga , yaitu :
1.
Imigrasi => Masuknya penduduk ke suatu negara
2.
Emigrasi => Keluarnya penduduk ke negara lain
3.
Remigrasi => Kembalinya penduduk ke negara
Migrasi
Nasional dibagi menjadi empat , yaitu :
1.
Urbanisasi => Dari Desa ke Kota
2.
Transmigrasi => Dari Pulau ke Pulau
3.
Ruralisasi => Dari Kota ke Desa
4.
Evakuasi => Dari tempat yang tidak aman ke tempat yang aman
9.
Akibat Migrasi
Berikut adalah beberapa akibat yang ditimbulkan dari migrasi:
-
Akan terjadi pertikaian didalam suatu kota yang banyaknya imigrasi
dikarenakan banyaknya orang yang bersuku tidak sama, perbedaan sosial budaya,
pola pikiran yang tidak sepaham, adab tutur kata yang tidak sama, dan memandang
suatu nilai orang
-
Akan cepatnya terjadi
bencana alam, karena apabila imigran datang tentu saja mereka mencari tempat
tinggal, maka lahan penghijauan pun menjadi sasaran untuk dibuatnya perumahan
sehingga untuk resapan air pun berkurang sehingga akan terjadi bencana alam
banjir dan juga wabah penyakit
-
Kesehatan menjadi harga yang lebih mahal di dalam kota migrasi
karena, makin banyak imigran yang datang dengan membawa alat kendaraannya dan
juga elektronik yang mempunyai radiasi dan polusi pun dimana-mana
-
Area perkuburan yang makin sempit dikarenakan lahan yang letaknya
seharusnya menjadi area pemakaman justru dibuat mall, jalan raya besar, dan
juga fasilitas prasarana lainnya
-
Lahan pekerjaan yang sempit
karena banyaknya orang yang mau menetap di kota migrasi dengan mencari uang
tetapi sudah banyaknya lahan pekerjaan yang diambil orang dan juga peluang
bisnis yang area penjualannya sangat sempit
10.
3 Jenis Struktur Penduduk
Didalam
dunia ada 3 jenis struktur yang dipakai dalam satu Negara atau wilayah yang
dikelompokan berdasarkan umur yaitu:
- Struktur penduduk muda adalah apabila suatu
wilayah atau Negara sebagian besar panduduknya muda struktur ini dimulai dengan
umur 0-14 tahun
- Struktur penduduk dewasa adalah apabila suatu wilayah
atau Negara sebagian besar panduduknya dewasa struktur ini dimulai dengan 15-64
tahun
- Struktur penduduk tua adalah apabila suatu
wilayah atau Negara sebagian besar panduduknya tua tidak terdaftar lagi
struktur ini dimulai dari 65 tahu keatas/senja
11.
Bentuk Piramida Penduduk Stasioner,
Muda, Tua
Piramida penduduk
adalah grafik mendatar yang menyajikan data kependudukan dalam bentuk
diagram batang yang menunjukkan komposisi penduduk menurut umur dan jenis
kelamin. Tersusun dari garis atau koordinat vertikal yang digunakan untuk
menyatakan golongan umur. Dimulai dari umur 0–4, 5–9, dan seterusnya hingga
usia maksimal yang bisa dicapai oleh penduduk di suatu wilayah.
Jenis kelamin
laki-laki di sebelah kiri, sedangkan golongan perempuan di sebelah kanan. Garis
horizontal digunakan untuk menunjukkan jumlah, biasanya dalam jutaan, tetapi
tergantung pada kuantitas penduduk.
Bentuk piramida
penduduk berbeda-beda untuk setiap wilayah atau negara. Meskipun bentuknya
berbeda-beda, pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi tiga. Masing-masing
bentuk mencerminkan karakteristik penduduknya. Ketiga bentuk piramida penduduk
itu sebagai berikut.
·
Piramida Penduduk Muda (Expansive)
Suatu wilayah yang
memiliki angka kelahiran yang tinggi dan angka kematian yang rendah sehingga
daerah ini mengalami pertumbuhan penduduk yang cepat. Piramida ini dicirikan
sebagian besar penduduk masuk dalam kelompok umur muda. Contohnya adalah
negara-negara yang sedang berkembang, misalnya Indonesia, Malaysia, Filipina,
dan India.
Ciri-ciri komposisi
penduduk ekspansif antara lain sebagai berikut.
-
Jumlah penduduk usia muda (0–19 tahun) sangat besar, sedangkan
usia tua sedikit.
-
Angka kelahiran jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan angka
kematian.
-
Pertumbuhan penduduk relatif tinggi.
-
Sebagian besar terdapat di negara-negara berkembang, seperti
Indonesia, Malaysia, Thailand, Republik Rakyat Cina, Mesir, dan India.
·
Piramida Penduduk Stasioner
Bentuk piramida
penduduk ini menggambarkan tingkat kelahiran yang hampir sama dengan tingkat kematian
atau bersifat stasioner. Pertumbuhan penduduk cenderung tetap. Piramida ini
menunjukkan jumlah penduduk muda, dewasa, dan tua hampir sama. Contoh: bentuk
piramida penduduk Jepang dan Singapura serta beberapa negara yang tergolong
maju.
Ciri-ciri komposisi
penduduk stasioner antara lain sebagai berikut.
-
Perbandingan jumlah penduduk pada kelompok usia muda dan dewasa
relatif seimbang.
-
Tingkat kelahiran umumnya tidak begitu tinggi, demikian pula
dengan angka kematian relatif lebih rendah.
-
Pertumbuhan penduduk kecil.
-
Terdapat di beberapa negara maju antara lain Amerika Serikat,
Belanda, dan Inggris.
·
Piramida Penduduk Tua (Constructive)
Bentuk piramida
penduduk ini menggambarkan tingkat kelahiran yang lebih rendah dari tingkat
kematian atau bersifat konstruktif. Penurunan tingkat kelahiran yang tajam
menyebabkan pertumbuhan penduduk mengalami penurunan. Piramida penduduk ini
memiliki umur median (pertengahan) sangat tinggi. Contoh: piramida penduduk
negara Jerman, Belgia, dan Swiss
Ciri-ciri komposisi
penduduk konstruktif antara lain sebagai berikut.
-
Jumlah penduduk usia muda (0–19 tahun) dan usia tua (di atas usia
64 tahun) sangat kecil.
-
Jumlah penduduk yang tinggi terkonsentrasi pada ke lompok usia
dewasa.
-
Angka kelahiran sangat rendah, demikian juga angka kematian.
-
Pertumbuhan penduduk sangat rendah mendekati nol, bahkan
pertumbuhan penduduk sebagian mencapai tingkat negatif.
-
Jumlah penduduk cenderung berkurang dari tahun ke tahun.
-
Negara yang berada pada fase ini, antara lain Swedia, Jerman, dan
Belgia.
Dengan melihat bentuk
piramida penduduk, maka akan diketahui apakah negara itu bercirikan penduduk
tua atau muda. Suatu negara disebut berpenduduk tua apabila sebagian besar
penduduk di negara itu sudah berumur tua. Sedang suatu negara disebut
berpenduduk muda apabila sebagian penduduk negara itu masih berumur muda.
12.
Rasio Ketergantungan
Penduduk muda berusia dibawah 15 tahun umumnya dianggap sebagai
penduduk yang belum produktif karena secara ekonomis masih tergantung pada
orang tua atau orang lain yang menanggungnya. Selain itu, penduduk berusia
diatas 65 tahun juga dianggap tidak produktif lagi sesudah melewati masa
pensiun. Penduduk usia 15-64 tahun, adalah penduduk usia kerja yang dianggap
sudah produktif. Atas dasar konsep ini dapat digambarkan berapa besar jumlah
penduduk yang tergantung pada penduduk usia kerja. Meskipun tidak terlalu
akurat, rasio ketergantungan semacam ini memberikan gambaran ekonomis penduduk
dari sisi demografi.
Definisi
Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio) adalah perbandingan antara jumlah penduduk
berumur 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun keatas
dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 15-64 tahun. Rasio ketergantungan
dapat dilihat menurut usia yakni Rasio
Ketergantungan Muda dan Rasio Ketergantungan Tua.
·
Rasio Ketergantungan Muda adalah perbandingan jumlah penduduk
umur 0-14 tahun dengan jumlah penduduk umur 15 – 64 tahun.
·
Rasio Ketergantungan Tua adalah perbandingan jumlah penduduk
umur 65 tahun ke atas dengan jumlah penduduk di usia 15-64 tahun.
Kegunaan
Rasio ketergantungan (dependency ratio) dapat digunakan sebagai indikator
yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara apakah
tergolong negara maju atau negara yang sedang berkembang.Dependency ratio merupakan salah satu indikator
demografi yang penting. Semakin tingginya persentase dependency ratio menunjukkan semakin tingginya
beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup
penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Sedangkan
persentase dependency ratio yang semakin
rendah menunjukkan semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang
produktif untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif
lagi.
B.
Kebudayaan dan Kepribadian
1)
Pertumbuhan Perkembangan Kebudayaan di
Indonesia
a.)
Zaman Batu Tua (Palaeolithikum)
Alat-alat batu pada zaman batu tua, baik bentuk ataupun permukaan
peralatan masih kasar, misalnya kapak genggam Kapak genggam semacam itu kita
kenal dari wilayah Eropa, Afrika, Asia Tengah, sampai Punsjab(India), tapi
kapak genggam semacam ini tidak kita temukan di daerah Asia Tenggara
Berdasarkan penelitian para ahli prehistori, bangsa-bangsa
Proto-Austronesia pembawa kebudayaan Neolithikum berupa kapak batu besar
ataupun kecil bersegi-segi berasal dari Cina Selatan, menyebar ke arah selatan,
ke hilir sungai-sungai besar sampai ke semenanjung Malaka Lalu menyebar ke
Sumatera, Jawa. Kalimantan Barat, Nusa Tenggara, sampai ke Flores, dan
Sulawesi, dan berlanjut ke Filipina.
b.)
Zaman Batu Muda (Neolithikum)
Manusia pada zaman batu muda telah mengenal dan memiliki
kepandaian untuk mencairkan/melebur logam dari biji besi dan menuangkan ke
dalam cetakan dan mendinginkannya. Oleh karena itulah mereka mampu membuat
senjata untuk mempertahankan diri dan untuk berburu serta membuat alat-alat
lain yang mereka perlukan.
Ciri
– ciri zaman batu muda :
1. Mulai menetap dan membuat rumah
2. Membentuk kelompok masyarakat desa
3. Bertani
4. Berternak untuk memenuhi kebutuhan hidup
1. Mulai menetap dan membuat rumah
2. Membentuk kelompok masyarakat desa
3. Bertani
4. Berternak untuk memenuhi kebutuhan hidup
Bangsa-bangsa Proto-austronesia yang masuk dari Semenanjung
Indo-China ke Indonesia itu membawa kebudayaan Dongson, dan menyebar di
Indonesia. Materi dari kebudayaan Dongson berupa senjata-senjata tajam dan
kapak berbentuk sepatu yang terbuat dari bahan perunggu.
2)
Kebudayaan Hindu, Budha, dan Islam
a.)
Kebudayaan Hindu, Budha
Pada abad ke-3 dan ke-4 agama hindu mulai masuk ke Indonesia di
Pulau Jawa. Perpaduan atau akulturasi antara kebudayaan setempat dengan
kebudayaan. Sekitar abad ke 5 ajaran Budha masuk ke indonesia, khususnya ke
Pulau Jawa. Agama Budha dapat dikatakan berpandangan lebih maju dibandingkan
Hinduisme,sebab budhisme tidak menghendaki adanya kasta-kasta dalam masysrakat.
Walaupun demikian, kedua agama itu di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa tumbuh
dan berdampingan secara damai. Baik penganut hinduisme maupun budhisme
masng-masing menghasilkan karya- karya budaya yang bernilai tinggi dalam seni
bangunan, arsitektur, seni pahat, seni ukir, maupun seni sastra, seperti
tercermin dalam bangunan, relief yang diabadikan dalam candi-candi di Jawa
Tengah maupun di Jawa Timur diantaranya yaitu Borobudur, Mendut, Prambanan, Kalasan,
Badut, Kidal, Jago, Singosari, dll.
b.)
Kebudayaan Islam
Abad ke 15 da 16 agama islam telah dikembangkan di Indonesia, oleh
para pemuka-pemuka islam yang disebut Walisongo. Titik penyebaran agama Islam
pada abad itu terletak di Pulau Jawa. Sebenarnya agama Islam masuk ke
Indonesia, khususnya di Pulau Jawa sebelum abad ke 11 sudah ada wanita islam
yang meninggal dan dimakamkan di Kota Gresik. Masuknya agama Islam ke Indonesia
berlangsung secara damai. Hal ini di karena masuknya Islam ke Indonesia tidak
secara paksa.
Abad ke 15 ketika kejayaan maritim Majapahit mulai surut ,
berkembanglah negara-negara pantai yang dapat merongrong kekuasaan dan
kewibawaan majapahit yang berpusat pemerintahan di pedalaman. Negara- negara
yang dimaksud adalah Negara malaka di Semenanjung Malaka,Negara Aceh di ujung
Sumatera, Negara Banten di Jawa Barat, Negara Demak di Pesisir Utara Jawa
Tengah, Negara Goa di Sulawesi Selatan . Dalam proses perkembangan
negara-negara tersebut yang dikendalikan oleh pedagang. Pedagang kaya dan
golongan bangsawan kota- kota pelabuhan, nampaknya telah terpengaruh dan
menganut agama Islam. Daerah-daerah yang belum tepengaruh oleh kebudayaan
Hindu, agama Islam mempunyai pengaruh yang mendalam dalam kehidupan penduduk.
Di daerah yang bersangkutan. Misalnya Aceh, Banten, Sulawesi Selatan, Sumatera
Timur, Sumatera Barat, dan Pesisr Kalimantan.
C. Kebudayaan
Barat
1. Kebudayaan Barat
Budaya Barat (kadang-kadang
disamakan dengan peradaban Barat atau peradaban Eropa),
mengacu pada budaya yang
berasal dari Eropa.Istilah
"budaya Barat" digunakan sangat luas untuk merujuk pada warisan norma-norma sosial, nilai-nilai etika, adat istiadat,
keyakinan agama, sistem politik, artefak budayakhusus,
serta teknologi.
Secara spesifik, istilah budaya Barat dapat ditujukan terhadap:
·
Pengaruh budaya Klasik dan Renaisans Yunani-Romawi dalam
hal seni, filsafat, sastra, dan tema hukum dan tradisi,
dampak sosial budaya dari periode migrasi dan
warisan budaya Keltik, Jermanik, Romanik, Slavik, dan kelompok etnis
lainnya, serta dalam hal tradisi rasionalisme dalam
berbagai bidang kehidupan yang dikembangkan oleh filosofi Helenistik, skolastisisme, humanisme, revolusi ilmiah dan pencerahan,
dan termasuk pula pemikiran politik, argumen rasional umum
yang mendukungkebebasan berpikir, hak asasi manusia, kesetaraan dan
nilai-nilai demokrasi yang menentang irasionalitas dan teokrasi.
·
Pengaruh budaya Alkitab-Kristiani dalam
hal pemikiran rohani, adat dan dalam tradisi etika atau moral, selama
masa Pasca Klasik.
·
Pengaruh budaya Eropa Barat dalam
hal seni, musik, cerita rakyat, etika dan tradisi lisan, dengan tema-tema yang
dikembangkan lebih lanjut selama masaRomantisisme.
Konsep budaya Barat
umumnya terkait dengan definisi klasik dari Dunia Barat.
Dalam definisi ini, kebudayaan Barat adalah himpunan sastra, sains, politik,
serta prinsip-prinsipartistik dan filosofi yang
membedakannya dari peradaban lain. Sebagian besar rangkaian tradisi dan
pengetahuan tersebut umumnya telah dikumpulkan dalam kanon Barat.[1]Istilah
ini juga telah dihubungkan dengan negara-negara yang sejarahnya amat
dipengaruhi oleh imigrasi atau kolonisasi orang-orang Eropa, misalnya seperti
negara-negara dibenua Amerika dan Australasia,
dan tidak terbatas hanya oleh imigran dari Eropa Barat. Eropa Tengah juga
dianggap sebagai penyumbang unsur-unsur asli dari kebudayaan Barat.[2][3]
Beberapa
kecenderungan yang dianggap mendefinisikan masyarakat Barat
moderen, antara lain dengan adanya pluralisme politik,
berbagai subkultur atau budaya tandinganpenting
(seperti gerakan-gerakan Zaman Baru), serta peningkatan sinkretisme budaya
sebagai akibat dari globalisasi dan migrasi manusia.
Sumber :
https://haryantoisman.wordpress.com/2014/10/10/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-pertambahan-penduduk/
https://id.wikipedia.org/wiki/Budaya_Barat
Langganan:
Postingan (Atom)